Rupiah Kembali Melemah ke Level Rp15.545/USD
Jakarta: Penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak bertahan lama. Setelah menguat di penutupan perdagangan kemarin, pagi ini rupiah kembali melemah terhadap mata uang Paman Sam.
Mengacu data Bloomberg, Rabu, 10 Januari 2024, rupiah melemah 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.545 per USD.
Sementara mengacu data Yahoo Finance, rupiah menguat 30 poin atau 0,19 persen menjadi Rp15.544 per USD.
Pada penutupan perdagangan kemarin rupiah menguat ke posisi Rp15.514 per USD. Pada hari ini rupiah diperkirakan akan bergerak dikisaran Rp15.514 hingga Rp15.541 per USD.
Melansir Channel News Asia, dolar AS kembali stabil pada Rabu menjelang data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Data inflasi itu kemungkinan besar akan memengaruhi kebijakan Federal Reserve
Di pasar mata uang, dolar tetap berada di posisi terdepan, dengan indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, berada di posisi 102,53, setelah naik 0,215 persen pada hari Selasa.
Indeks tersebut naik satu persen bulan ini, setelah turun dua persen di Desember karena para pelaku pasar menilai kembali seberapa curam dan awal penurunan suku bunga dari The Fed. Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed Turun, Rupiah Ditutup Tertekan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat, 5 Januari 2024 rupiah ditutup melemah 25,5 poin atau 0,16 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rp15.516 per USD.
Sementara mengacu data Yahoo Finance, rupiah melemah 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.510. per USD. Adapun pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp15.484 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS yang terjadi saat ini didorong oleh sikap pelaku pasar yang lebih banyak berkeyakinan bahwa The Fed akan mulai memotong suku bunga di awal tahun.
“Para pedagang terlihat mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, sementara cakupan penuh dari potensi pemotongan tersebut juga masih belum jelas,” kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat, 5 Januari 2024.
Sementara itu, alat CME Fedwatch menunjukkan pedagang menurunkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga pada Maret 2024 menjadi 62 persen dari 72 persen.
Dari dalam negeri, sentimen positif yang mampu menahan pelemahan rupiah adalah optimisme terhadap neraca perdagangan yang akan terus berlanjut di 2024.
Seperti diketahui hingga November 2023 neraca perdagangan RI tercatat surplus 43 kali berturut-turut dengan nilai USD33,63 miliar.
Pemerintah pun menargetkan neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan di tahuan 2023 surplus sebesar USD38,3 miliar hingga USD38,5 miliar.
Rupiah Kembali Ambles ke Level Rp15.514/USD
Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini melanjutkan pelemahan kemarin.
Mengacu data Bloomberg, Jumat, 5 Januari 2024, rupiah kembali melemah 26,5 poin atau 0,17 persen menjadi Rp15.517 per USD.
Sementara jika mengacu data Yahoo Finance, pelemahan rupiah terhadap mata uang Paman Sam itu lebih dalam yaitu 30 poin atau 0,19 persen menjadi Rp15.514 per USD.
Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp15.484 per USD. Untuk hari ini rupiah akan diperdagangkan di level Rp15.489 hingga Rp15.524 per USD.
Melansir Channel News Asia, dolar AS stabil pada level terkuat sejak Juli karena berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga yang tajam dan lebih awal tahun ini.
Selain itu pelaku pasar juga tengah menunggu data data gaji AS yang diawasi dengan ketat pada hari ini.
Perusahaan-perusahaan swasta AS mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang diperkirakan pada Desember. Itu menunjukkan kekuatan yang gigih di pasar tenaga kerja yang seharusnya terus menopang perekonomian.
Hal ini membantu dolar mengabaikan pelemahan dan terhadap sekeranjang mata uang, mata uang AS terakhir berada di 102,39 pada awal perdagangan perdagangan Jumat.
Indeks dolar naik satu persen untuk minggu ini, kinerja terkuat sejak minggu yang berakhir 23 Juli.
Namun, rebound dolar akan diuji oleh laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis di akhir sesi.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 170 ribu pekerjaan tercipta di Desember, lebih sedikit dari 199 ribu di November.