Reaksi Jokowi Terkait Rencana Mundur Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia 14 September
Reaksi Jokowi Widodo Terkait Rencana Mundur Shin Tae-yong , berharap semua pihak menunggu hasil laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengenai dan tak terganggu masalah lain di luar hal tersebut.
Presiden Joko Widodo berencana akan menyampaikan informasi terbaru mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Jumat (14/10/2022) siang WIB. Laporan itu sendiri akan diserahkan oleh TGIPF pada pagi harinya.
“Akan dilaporkan oleh tim gabungan independen pencari fakta, besok pagi kepada saya, baru besok pagi, jadi saya bisa menyampaikan besok siang,” ucap dia di Kota Bandung, Kamis (13/10/2022).
Presiden Joko Widodo pun menanggapi dengan santai mengenai informasi mengenai pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong yang menyatakan siap mundur jika Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan melepas jabatannya.
Menurut Jokowi, saat ini salah satu hal yang ditunggu adalah laporan dari pencari fakta. Ia tidak ingin berspekulasi soal hal lain, termasuk pernyataan yang ramai dibahas netizen di media sosial.
“Laporan dari TGIPF-nya belum, jadi belum sampai kemana-mana, jadi jangan sampai kemana-mana dulu, laporannya aja belum,” serunya singkat.
Enam Tersangka
Diketahui, TGIPF masih bekerja mengungkap tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan luka-luka.
Sejauh ini, sudah ada enam tersangka yang ditetapkan oleh pihak kepolisian. tiga tersangka warga sipil dijerat dengan 359 dan/360 dan/103 ayat (1) juncto Pasal 52 RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Mereka adalah Direktur PT LIB AHL, Ketua Panitia penyelenggara pertandingan AH, dan security officer SS.
Kemudian tiga tersangka dari unsur kepolisian disangka dengan Pasal 359 dan/atau 360 KUHP, yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol WS, Komandan Kompi (Dankie) Brimob Polda Jawa Timur AKP H dan Kasat Samapta Polres Malang BS.
Di tengah perjalanan pencarian fakta, tuntutan untuk ketua PSSI Mochammad Iriawan untuk mundur terus menguat. Publik menilai bahwa pria yang akrab disapa Iwan Bule itu harus turut bertanggungjawab atas tragedi yang terjadi.
Baru-baru ini, Pelatih Tim Nasional Indonesia berkebangsaan Korea Selatan, Shin Tae-Yong menyebut bahwa jika Iwan Bule diminta turun dari jabatannya, maka ia juga akan mengundurkan diri dari Timnas .
Baca juga ya : 5 Pemain Persija yang Bisa Buat Persib Babak Belur di El Clasico Liga 1: Ada Sosok Tak Terduga
“jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri,” potongan kutipan yang dituliskan Shin Tae-Yong.
Semua itu dituliskan melalui akun media sosial pribadinya. Ungkapan duka pun ia sampaikan untuk para korban dan keluarga korban ,
Dewa Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang setelah memerintah menggantikan ayahnya menjadi bergelar Gajayana. Pada masa , Kanjuruhan berkembang pesat, baik pemerintahan, sosial, ekonomi maupun seni budayanya.
Dengan sekalian para pembesar negeri dan segenap rakyatnya, Gajayana membuat tempat suci pemujaan yang sangat bagus guna memuliakan Resi Agastya. Sang juga menyuruh membuat arca
Resi Agastya dari batu hitam yang sangat elok, sebagai pengganti arca Resi Agastya yang dibuat dari kayu oleh nenek Raja .
Dibawah pemerintahan Gajayana, rakyat merasa aman dan terlindungi. Kekuasaan meliputi daerah lereng timur dan barat Gunung Kawi. Ke utara hingga pesisir laut Jawa. Keamanan negeri terjamin. Tidak ada peperangan.
Jarang terjadi pencurian dan perampokan, karena selalu bertindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan demikian hidup aman, tenteram, dan terhindar dari malapetaka.
Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri, bernama seorang pewaris tahta Kanjuruhan. Ketika dewasa, ia dijodohkan dengan seorang pangeran dari Paradeh bernama Jananiya. Akhirnya bersama Permaisuri Uttejana,
memerintah warisan ayahnya ketika sang Gajayana mangkat. Seperti para leluhurnya, mereka berdua memerintah dengan penuh keadilan.
Rakyat Kanjuruhan semakin mencintai . Demikianlah, secara temurun diperintah oleh keturunan Dewa Singha.
Semua itu terkenal akan kebijaksanaannya, keadilan, serta kemurahan hatinya.
Pada sekitar tahun 847 Masehi, Mataram Kuno di Jawa Tengah diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu, yang terkenal adil dan bijaksana. Dibawah pemerintahannya, berkembang pesat.
Ia disegani oleh lain di seluruh Pulau Jawa.
Keinginan untuk memperluas wilayah Mataram Kuno selalu terlaksana, baik melalui penaklukan maupun persahabatan.
Mataram Kuno terkenal di seluruh Nusantara, bahkan sampai ke mancanegara. Wilayahnya luas, kekuasaannya besar, tentaranya kuat, dan penduduknya sangat banyak.