Review A Man Called Otto, Saat Tom Hanks Memerankan Kakek Galak
Tom Hanks kembali ke layar lebar sebagai Otto Anderson
A Man Called Otto adalah sebuah film drama komedi yang disutradarai oleh Marc Forster dari skenario oleh David Magee. Ini adalah adaptasi kedua dari novel 2012 A Man Called Ove oleh Fredrik Backman, dan merupakan remake dari film Swedia 2015 dengan nama yang sama yang ditulis dan disutradarai oleh Hannes Holm.
Kali ini adaptasi film tersebut dibintangi oleh Tom Hanks sebagai pemeran utama, bersama Mariana Trevino, Rachel Keller, dan Manuel Garcia-Rulfo.
Simak review filmnya berikut ini!
1. Kakek galak yang hobi menyalahkan semua orang
Otto Anderson (Tom Hanks) adalah seorang pria tua yang selalu menggerutu dengan lingkungan dan keadaan di sekitarnya. Dia selalu menaati aturan dan memandang orang lain bodoh karena berbuat seenaknya atau melanggar aturan yang sudah jelas-jelas tertulis atau terpampang di depan mata.
Kebiasaan marah Otto semakin menjadi-jadi setelah dia ditinggal oleh istrinya, Sonya (Rachel Keller). Hal inilah yang menjadikan kita melihat berbagai upaya bunuh diri yang dilakukan Otto. Berkali-kali juga upaya bunuh diri itu gagal karena satu dan lain hal.
Keadaan semakin menyebalkan bagi Otto, ketika dia kehadiran tetangga baru, Marisol (Mariana Trevino) dan Tommy (Manuel Garcia-Rulfo). Mereka sering mengetuk pintu dan tanpa sungkan-sungkan meminta bantuan kepada Otto, yang ternyata cukup pandai untuk urusan memperbaiki peralatan.
Kehadiran keluarga Marisol membuat Otto mulai bisa menceritakan kisah hidupnya. Dia pun mulai menceritakan masa lalunya, tentang Sonya, dan seluruh traumanya yang menjadikan Otto sangat mudah marah dan menganggap semua orang bodoh.
BACA LAINNYA :
Nostalgia Review The Godfather: Mahakarya Mafioso
6 CARA MELATIH KESABARAN BIAR NGGAK GAMPANG BAPERAN
3 Contoh Teks Ceramah tentang Sabar, Ikhlas, dan Ujian Kehidupan
Perhatikan 7 Tips Berikut Sebelum Memilih Travel Agent
2. Perjalanan spiritual yang mungkin akan kita lalui
Walaupun bergenre drama komedi, Otto tidak memiliki aksi konyol layaknya komedi slapstick. Kelucuan yang hadir di sini muncul dari tingkah polah Otto yang menyebalkan tetapi sebenarnya baik. Tingkah ini semakin diperkuat dengan kepolosan keluarga Marisol yang menjadikan hubungan keduanya seperti air dan api.
Selain komedi yang sangat spesifik, film ini juga menyampaikan sebuah perjalanan spiritual yang mungkin akan dilalui oleh sebagian orang. Bagaimana kalau kita kehilangan orang yang kita sayangi? Bagaimana kalau nasib nahas menghantam kehidupan kita? Atau bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan penyakit mematikan?
Boleh dibilang A Man Called Otto adalah sebuah perjalanan spiritual yang mungkin akan atau sedang kita lalui. Hal ini pun mungkin juga akan terjadi pada orang-orang yang ada di sekitar kita. Jadi jangan pernah menilai sama terhadap beban mental setiap orang. Meskipun kamu sudah lama mengenal orang tersebut.
3. Kesimpulan
Ketika tahu kalau A Man Called Otto adalah sebuah remake dari film A Man Called Ove, maka kami langsung memutuskan untuk menonton film tersebut sebagai pembanding.
Lagi-lagi Hollywood berusaha menyederhanakan sebuah pesan berat yang ada di dalam A Man Called Ove ke A Man Called Otto. Walaupun intinya sama, tetapi berbagai penyederhanaan dan perubahan cerita menjadikan film ini sedikit kehilangan gregetnya.
Padahal Tom Hanks dan Mariana Trevino sudah menunjukkan akting terbaik mereka sembari menjaga chemistry yang sangat kuat. Sayangnya hal tersebut tidak mampu mengangkat film ini menyamai versi originalnya. Mirip-mirip dengan kasus The Upside vs The Intouchable. Karena itulah kami hanya bisa memberikan nilai 3,8 dari 5 bintang review.
A Man Called Otto sudah bisa ditonton di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini 13 Januari 2023.