Impor Beras di 2023 Jadi yang Terbesar Selama 5 Tahun Terakhir
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas yang paling banyak diimpor sepanjang 2023 oleh Indonesia yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) mencakup 14,49 persen dari total impor, dengan nilai sebesar USD32,16 miliar, meningkat 1,85 persen dibandingkan 2022.
Negara asal utama untuk komoditas yang paling banyak diimpor, secara berturut-turut adalah Tiongkok sebesar 45,55 persen dari total komoditas mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, kemudian Jepang 10,99 persen dan Korea Selatan 5,46 persen.
Menurut komoditas yang mengalami peningkatan nilai impor tertinggi, pertama ditempati oleh serealia (HS10), termasuk di dalamnya gandum dan beras. Pangsa pasar serealia terhadap total impor adalah sebesar 2,26 persen, meningkat sekitar USD1 miliar us dolar dibandingkan dengan 2022.
Komoditas lain yang meningkat nilai impornya yaitu kendaraan udara dan bagiannya, serta piranti lunak, barang digital, dan barang kiriman. Impor komoditas serealia meningkat paling besar selama 2023. Salah satu penyumbang utamanya adalah beras.
“Rinciannya, selama lima tahun terakhir, impor beras di 2023 merupakan yang terbesar yakni sebesar 3,06 juta ton, meningkat sebesar 613,61 persen dibandingkan 2022,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin, 15 Januari 2024.
Jika dilihat menurut HS delapan digitnya, impor beras pada 2023 tercatat sebesar 3,06 juta ton. Ini didominasi oleh semi milled or wholly milled rice (HS 10063099) sebesar 2,7 juta ton dengan pangsa pasar 88,18 persen.
Paling banyak diimpor dari Thailand
Menurut negara asalnya, beras paling banyak diimpor dari Thailand sebesar 1,4 juta ton atau 45,12 persen dari total impor beras. Kemudian diikuti oleh Vietnam sebesar 1,1 juta ton atau 37,47 persen dari total impor sepanjang 2023, dan juga Pakistan sebesar 309 ribu ton atau 10,1 persen.
Negara asal impor sepanjang 2023, terdapat tiga besar negara asal utama impor berturut-turut berdasarkan pangsa pasarnya, yaitu Tiongkok yaitu 28,02 persen, Jepang 7,41 persen, dan Thailand 4,57 persen.
Komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia dari Tiongkok berupa gawai pintar (smartphone) dengan nilai USD1,95 miliar atau 3,14 persen dari total impor dari Tiongkok.
Dengan Jepang, komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia berupa flat-rolled products berupa besi atau baja canai lantaian, bernilai USD0,47 miliar atau 0,75 persen dari total impor dari Jepang.
Sementara dengan Thailand, komoditas yang paling banyak diimpor berupa gula tebu senilai USD1,2 miliar atau 1,93 persen dari total impor dari Thailand. Beberapa negara asal impor yang juga menunjukkan peningkatan nilai impor di 2023 di antaranya Oman dan Gabon.
Presiden Jokowi akan Impor Beras dari India
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengimpor beras dari India untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri 2024. Total impor mencapai 1 juta ton.
Presiden Jokowi mengaku khawatir ketersediaan cadangan pangan dalam negeri di tengah kondisi politik global dan cuaca yang tidak menentu. Selain India, impor beras juga akan didatangkan dari Thailand sebanyak 2 juta ton.
“Saya masih sedikit khawatir mengenai komoditas pangan karena kemarin el nino produksi beras kita turun sedikit,” kata Presiden Jokowi
Dengan adanya kesepakatan impor ini, Presiden merasa aman untuk urusan pangan pada 2024
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan tantangan besar ekonomi Indonesia di tengah gejolak global. Namun, ia memastikan Indonesia memiliki optimisme kuatkarna didukung modal ekonomi dan politik.