10 Negara Berkembang di Dunia
10 Negara Berkembang di Dunia Indonesia tergolong satu diantara 10 negara berkembang di dunia, yang bila ditotalnya jumlah capai beberapa puluh. Keseluruhannya, negara berkembang condong punyai sinyal ekonomi dan sosial yang semakin lebih rendah dibanding umumnya negara maju. Tapi, pada prinsipnya tidak ada arti universal terkait apa itu yang dimaksud dengan negara berkembang. Tidak juga ada teknik yang disetujui secara universal buat mengartikan apa yang dimaksud negara berkembang.
Kadangkala syarat-syarat ekonomi yang dipakai. Dalam masalah lain, sinyal sosial seperti umur asa hidup dan tingkat pengajaran dipakai buat tentukan apa satu negara maju atau berkembang. Satu diantara yang dipakai umpamanya Human Development Indeks (HDI) dari Federasi Bangsa-bangsa (PBB) yang memberi ukuran menyeluruh dari pembangunan satu negara, dengan menyatukan pengukur sosial dan ekonomi.
Grup yang dipandang di HDI ialah umur angan-angan hidup, tingkat pengajaran, dan penghasilan. Nilai HDI di antara 0 hingga satu. Makin dekat ke angka satu, karena itu makin maju negara itu. Tak ada prasyarat nilai HDI minimal menjadi negara maju, akan tetapi mayoritas negara maju nilai HDI-nya lebih dari pada 0,8. Pemegang nilai HDI paling tinggi yaitu Norwegia dengan 0,957, serta status terambilh di 20 besar yakni Jepang dengan 0,919.
Contoh 10 negara berkembang misalnya:
1. Indonesia
2. Malaysia
3. Filipina
4. Afrika Selatan
5. Pantai Gading
6. Argentina
7. Brasil
8. Kroasia
9. Polandia
10. Ukraina
Di bawah ini ialah beberapa ciri negara berkembang:
Pemasukan perkapita rendah Angka kelahiran dan kematian tinggi Sejumlah besar warga tinggal di perkotaan Kemajuan ekonomi pelan dan mayoritas didorong dari bidang pertanian Keterikatan yang tinggi kepada produksi pertanian serta export barang primer Adanya lowongan kerja rendah Perkembangan ilmu dan pengetahuan dan tehnologi saat ini masih rendah Angka kriminalitas tinggi
Apa Ketidakcocokan Negara Berkembang dan Negara Maju?
WTO sesungguhnya tidak miliki pengertian pribadi berkenaan atau negara maju. Masing-masing negara dapat tentukan sendiri apa masuk negara maju dan berkembang. Setelah itu, negara lain dapat memandang keputusan pemerintahan negara lain dalam tentukan golongan negaranya.
Negara berkembang bisa disimpulkan sebagai negara yang punyai aktivitas ekonomi serta industri rendah. Tidak cuma itu, sebagian besar masyarakatnya pula miliki pemasukan rendah. Dalam pada itu, Bank Dunia (World Bank) membuat empat group negara yang disamakan dengan penerimaan per kapitanya. Pertama, negara dengan penerimaan per kapita sebesar US$975 /tahun masuk sebagai negara berpenghasilan rendah.
Ke-2 , negara yang punyai penghasilan per kapita di antara US$976 /tahun serta US$3.855 /tahun masuk jadi negara pemasukan menengah bawah. Ke-3 , negara yang masuk jadi negara penghasilan menengah atas punyai penerimaan per kapita US$3.856 /tahun dan US$11.905 /tahun.
Ke-4, negara dengan penerimaan per kapita sebesar US$11.906 pertahun atau bisa lebih masuk selaku negara penerimaan tinggi. Bank Dunia mengatakan negara yang masuk di daftar penghasilan rendah dan menengah .
Sementara, negara dengan penghasilan tinggi masuk jadi negara maju. Ini maknanya, negara yang mempunyai penghasilan sedikitnya US$11.906 pertahun atau lebih dapat disebut yaitu negara maju. Tidak hanya itu, negara maju kebanyakan miliki standard hidup yang makin tinggi. Kemajuan ekonomi di negara maju pula lebih rata dibanding dengan negara berkembang.
Berikut ini beberapa karakteristik negara berkembang yang sudah dilansir dari berbagai sumber:
1. Impor lebih besar dibandingkan ekspor Impor tersebut dilakukan saat negara berkembang mengalami keterbatasan teknologi
dan keahlian sehingga membutuhkan barang yang dibawa dari negara lain demi memenuhi kebutuhan. Dengan adanya impor, berarti negara harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Hal tersebut juga bisa berimbas pada kesejahteraan masyarakatnya.
2. Tingginya angka kelahiran
Negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang tinggi karena angka kelahirannya tinggi. Kurangnya sosialisasi keluarga berencana menjadi satu di antara sebab laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingginya angka kelahiran juga didorong oleh pernikahan dini, rendahnya tingkat Pendidikan dan lain sebagainya.
3. Penduduknya kurang disiplin
Penduduk di negara berkembang memiliki tingkat disiplin yang rendah, disiplin belum menjadi budaya dan kebiasaan sehingga masih banyak ditemukan pelanggaran disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengubah mental masyarakat agar selalu disiplin diperlukan peran pemerintah terutama pimpinan negara yang tegas dalam menegakkan aturan.
4. Tingkat Pendidikan yang rendah
Rendahnya tingkat Pendidikan sering kali sebanding dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Maka tidak heran jika dua faktor itu mempengaruhi pendapatan perkapita dalam sebuah negara. Selain itu, rendahnya ekonomi mengakibatkan kurangnya fasilitas Pendidikan yang memadai.
5. Tidak punya modal yang cukup
sering menjadi incaran para investor asing untuk menanamkan modal diperlukan dana yang besar untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur. Modal juga menjadi salah satu di antara factor bisa memicu pertumbuhan ekonomi yang menjadi tujuan sebuah negara. Untuk mendapatkan modal yang cukup, diperlukan andil para investor yang berinvestasi.