Berkaitan dengan perayaan Hari Gizi Nasional yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 25 Januari, penting bagi Moms dan Dads untuk memperhatikan pemenuhan gizi sang buah hati.
Memenuhi gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan anak sangat penting agar Si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Untuk tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional dengan mengangkat tema “Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan berbunyi “Protein Hewani Setiap Makan” dan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani.”
Tema Hari Gizi Nasional tersebut diangkat mengingat angka stunting di Indonesia tahun 2021 masih tinggi yaitu 24,4%, walaupun terjadi penurunan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 27,7%.
Kerena itu dengan meningkatkan gizi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) melalui pemberian protein hewani dapat membantu mencegah stunting.
Sejarah Hari Gizi Nasional
Hari Gizi Nasional sudah diperingati sejak tahun 1950.
Saat itu, Menteri Kesehatan Dokter J Leimena, mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Hari Gizi Nasional diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia.
Hal ini juga bertepatan dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh LMR pada tanggal 25 Januari 1951.
Waktu itu, LMR lebih dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV).
IVV merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan, sekarang dikenal sebagai Lembaga Eijkman.
Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional di Indonesia.
Pada pertengahan 1960-an, Hari Gizi Nasional dirayakan secara perdana oleh LMR.
Dipegang oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak 1970-an, perayaan Hari Gizi Nasional tetap dilangsungkan hingga saat ini.
Hingga saat ini, Prof. Poorwo Soedarmo dikenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia.”Apa Itu 1000 Hari Pertama Kehidupan atau Masa Golden Age?
Hari Gizi Nasional mengedepankan tentang pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan atau yang juga dikenal sebagai masa golden age untuk mencegah stunting pada Si Kecil.
Golden age atau 1000 hari pertama kehidupan adalah rentang waktu Si Kecil sejak dalam masa kandungan hingga berusia 2 tahun.
Disebut sebagai golden age atau periode emas karena ini adalah masa yang paling penting untuk perkembangan Si Kecil, termasuk:
- Perkembangan otak
- Perkembangan tubuh
- Metabolisme tubuh
- Sistem kekebalan tubuh
Penelitian di American Journal of Human Biology menjelaskan mengenai pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, karena ini merupakan masa yang rentan dalam perkembangan manusia.
Jika pada masa ini Si Kecil menderita gizi buruk dapat berdampak pada kesehatan anak, baik jangka pendek dan panjang.
Malanutrisi pada anak selama ini dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk pertumbuhan yang terhambat.
Demi memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil di awal kehidupan, pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) membuat penyuluhan gizi anak.
Tujuan pemerintah melakukan penyuluhan adalah agar masyarakat memahami pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan bagi anak.
Pemerintah juga ingin masyarakat termotivasi untuk memenuhi gizi ank agar tumbuh kembang Si Kecil maksimal dan optimal hingga di kemudian hari.Cara Mendukung Masa Golden Age Anak
Dalam peringatan Hari Gizi Nasional, setiap orang tua diingatkan kembali untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam 1000 hari pertama kehidupan Si Kecil.
Namun, selain pemenuhan gizi, agar Si Kecil tumbuh optimal, berikut ini hal penting yang harus Moms dan Dads penuhi selama masa golden age anak. Apa saja?
1. Asuh
Hal pertama yang perlu diperhatikan pada 1000 hari pertama kehidupan adalah asuh. Apa yang dimaksud dengan asuh?
Asuh berkaitan dengan semua kebutuhan biologis anak, dimulai dari yang paling penting, yaitu nutrisi.
Pemenuhan nutrisi anak tidak dimulai ketika dia lahir, Moms. Melainkan sejak Moms mengandung Si Kecil dalam perut.
Berikut cara pemenuhan gizi Si Kecil:
- Menjaga nutrisi ibu hamil.
- Menjalani Inisiasi Menyusui Dini (IMD) saat anak baru lahir.
- ASI (Air Susu Ibu) eksklusif.
- Pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) di usia 6 bulan.
Bayi membutuhkan kalori, protein, dan nutrisi yang cukup, baik dalam kandungan maupun masa kanak-kanak untuk mendukung kesehatan yang optimal.
Saat bayi sudah lahir, memenuhi kebutuhan imunisasi anak juga penting. Jadi, jangan sampai Si Kecil nantinya sakit-sakitan.
Moms juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar anak demi mendukung kesehatan dan tumbuh kembangnya.
2. Asih
Hal yang juga perlu diperhatikan pada 1000 hari pertama kehidupan adalah asih.
Asih berarti orang tua memberikan kasih sayang, perhatian, pujian, dan sebagainya kepada anak.
Ini penting diperhatikan untuk menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin antara Si Kecil dengan orang tuanya.
Moms, setiap ibu memang memiliki cara berbeda untuk menunjukkan rasa sayangnya. Namun, Si Kecil tetap berhak mendapatkan:
- Perhatian dan penghargaan.
- Pengalaman baru.
- Pujian.
- Pembelajaran dalam kehidupan seperti bertanggung jawab.
- Latihan kemandirian.
Jadi, jangan hanya memperhatikan kebutuhan nutrisi anak saja ya, Moms, karena pemberian kasih sayang untuk memenuhi kebutuhan psikis anak juga sama pentingnya.
3. Asah
Hal yang juga perlu diperhatikan pada 1000 hari pertama kehidupan adalah asah. Asah yang dimaksud adalah mengasah kemampuan Si Kecil sejak dini.
Asah berarti stimulasi. Kalau asih dan asuh sudah dijalankan dengan maksimal, tidak akan ada artinya jika anak tidak terstimulasi dengan baik.
Asah ini adalah dasar dari proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sejak dini, sesuai dengan usinya.
Terutama di usia 4–5 tahun pertama anak, sehingga dia akan tumbuh dengan bekal kehidupan yang cukup, seperti:
- Etika
- Kepribadian
- Kecerdasan
- Keterampilan
- Produktivitas yang baik
Itu dia Moms hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam 1000 hari pertama kehidupan Si Kecil yang baik untuk diterapkan hingga masa kanak-kanak.
Periode Penting pada Masa Golden Age Anak
Untuk mendukung perkembangan 1.000 hari pertama kehidupan anak dengan optimal, orang tua perlu memperhatikan setiap periode penting selama masa golden age, yaitu:
1. Periode dalam Kandungan (280 Hari)
Penting bagi setiap calon ibu untuk memenuhi kebutuhan gizinya selama mengandung buah hati.
Seorang ibu hamil harus berjuang menjaga asupan nutrisinya agar pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan janinnya optimal.
Idealnya, berat badan bayi saat dilahirkan adalah tidak kurang dari 2500 gram, dan panjang badan bayi tidak kurang dari 48 cm.
Inilah alasan mengapa setiap bayi yang baru saja lahir akan diukur berat dan panjang tubuhnya, dan dipantau terus menerus terutama di periode emas pertumbuhannya, yaitu sejak usia 0 sampai 2 tahun.
Jangan sampai Moms kekurangan gizi saat hamil, karena ketika hal ini terjadi, bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, komplikasi kehamilan, cacat bawaan, berat badan bayi lahir rendah, hingga mengakibatkan stunting.
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, pastikan ibu hamil menghindari beban kerja yang berat. Jadi, janin yang dikandungnya bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat.
2. Periode 0–6 Bulan (180 Hari)
Terdapat dua hal penting yang perlu Moms lakukan untuk mendukung masa golden age di periode ini, yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif.
IMD adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau perut sang ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber ASI dan menyusu.
Melakukan IMD dapat bermanfaat bagi bayi maupun sang ibu.
Saat IMD, bayi akan mendapatkan kolostrum yang terdapat pada tetes ASI pertama ibu yang kaya akan zat kekebalan tubuh. Jadi, Si Kecil terhindar dari risiko alergi atau infeksi.
Sementara bagi ibu, IMD bisa membantu proses pemulihan pascapersalinan menjadi lebih cepat.
Selain IMD, Moms juga perlu memastikan anak memeroleh ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan.
Dengan begitu, buah hati dapat terhindar dari risiko infeksi saluran cerna, otitis media (infeksi telinga tengah), alergi, kematian bayi, infeksi usus besar dan usus halus (inflammatory bowel disease), penyakit celiac, leukemia, limfoma, obesitas, dan diabetes di masa depan.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pun menyarankan setiap ibu untuk menyusui anaknya hingga umur 2 tahun.
Dengan ditambahkan memberikan makanan tambahan setelah 6 bulan usia bayi.
Tidak hanya baik bagi bayi, pemberian ASI eksklusif dan meneruskannya hingga 2 tahun juga dapat mempercepat pengembalian status gizi ibu, menurunkan risiko obesitas, hipertensi, rematoid artritis, dan kanker payudara ibu.
3. Periode 6–24 Bulan (540 Hari)
Ketika Si Kecil memasuki usia 6 bulan kehidupan, inilah saatnya bagi orang tua untuk memberikannya makanan tambahan atau pendamping ASI (MPASI).
Pada periode ini, anak-anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Oleh karenanya, dibutuhkan nutrisi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Dalam memberikan MPASI, Moms bisa mengenalkan tekstur yang lumat terlebih dahulu pada bayi. Kemudian, meningkatkan tekstur seiring dengan perkembangan usianya.
Selain itu, jumlah atau porsi yang diberikan pada bayi sebaiknya diberikan secara bertahap.
Hingga saatnya berusia 1 tahun, Si Kecil dapat dikenalkan pada makanan keluarga yang biasa Moms dan Dads konsumsi di rumah.
Jangan lupa juga untuk selalu memperhatikan nilai gizi seimbang selama pemberian MPASI.
Nutrisi Penting 1000 Hari Pertama
Foto: Ibu Menyusui Bayi (Babynutrition.be)
Pada peringatan Hari Gizi Nasional ini penting untuk tahu apa saja nutrisi yang dibutuhkan di 1000 hari pertamanya untuk mendukung perkembangan anak.
“Ibu hamil tidak perlu menggandakan asupan makanan, tetapi memperhatikan komposisi yang tepat,” ujar Dr. dr. Tinuk Agung Meilany, Sp. A (K), Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik Anak, RSAB Harapan Kita Jakarta.
“Pada periode emas anak sangat penting untuk mendukung perkembangan anak baik kognitif ataupun motorik,” ujarnya lagi.
Menurut dokter Tinuk, komposisi dan kualitas makanan yang seimbang menjadi kunci keberhasilan pemenuhan nutrisi.
Komposisi nutrisi ini dapat diklasifikasikan menjadi:
- Karbohidrat: 50–55%
- Protein: 20–25%
- Lemak, vitamin, dan mineral: 20%
Lantas, apa saja nutrisi anak yang menjadi prioritas untuk 1000 hari pertamanya? Berikut ragam nutrisi yang dibutuhkan:
1. Seng dan Zat Besi
Zat besi dan seng adalah mikronutrien penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan sistem kekebalan tubuh.
Studi di The American Journal of Clinical Nutrition memaparkan bahwa, kedua senyawa ini juga bermanfaat untuk:
- Perkembangan motorik halus dan kasar anak.
- Pemeliharaan aktivitas tubuh.
- Mencegah infeksi.
Menurut dokter Tinuk, pemenuhan zat gizi yang tepat dapat mencegah anemia pada ibu hamil dan juga anak-anak.
Makanan tinggi seng dan zat besi antara lain daging, ikan, bayam, brokoli, dan lainnya.
2. Protein dan Karbohidrat
Foto: Beef Steak (Freepik.com/timolina)
Dalam perkembangan Si Kecil, protein juga penting untuk membentuk fondasi yang kuat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Karena itulah tema Hari Gizi Nasional ini mengedepankan tentang pentingnya protein hewani untuk cegah stunting.
Protein yang berasal dari hewan ini meliputi daging sapi, daging kambing, daging ayam, daging bebek, seafood, dan telur.
Selain protein, penting juga memenuhi karbohidrat yang bisa didapat dari nasi, jagung, singkong, kentang, dan gandum.
Kegunaannya yakni untuk membantu menjaga energi dan keseimbangan cairan tubuh.
Beberapa manfaat lain dari protein dan karbohidrat, seperti:
- Membantu memasok sel darah merah ke seluruh tubuh.
- Membentuk energi untuk bergerak.
Moms, dengan memenuhi kecukupan nutrisi dapat mencegah keterlambatan tumbuh kembang anak.
3. Kolin dan Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan saat kehamilan. Hal ini pun sama pentingnya hingga usia anak mencapai 2 tahun.
Baik kolin ataupun asam folat, keduanya cukup berperan dalam:
- Meningkatkan fungsi hati.
- Perkembangan otak yang sehat.
- Menjaga saraf dan metabolisme tubuh.
Sumber asam folat bisa didapat dari buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
4. Multivitamin
Foto: Vitamin (Freepik.com/kamranaydinov)
Vitamin adalah nutrisi penting untuk fungsi tubuh selama pertumbuhan.
Hal ini perlu digalakkan sejak dalam kandungan, tak lain untuk menunjang keberhasilan 1000 hari pertama kehidupan.
Studi dalam International Journal for Vitamin and Nutrition Research menemukan bahwa ada beberapa vitamin penting dalam pembentukan otak anak, yakni:
- Vitamin B6
- Vitamin B12
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin C
- Vitamin K
Sumber nutrisi tersebut dapat diperoleh dari telur ayam, ikan, daging, sayur, dan buah.
5. Kalsium dan Tembaga
Kalsium dan tembaga juga termasuk dalam nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan anak.
Ragam manfaat dari kalsium dan tembaga, yakni:
- Membangun dan memelihara organ tubuh dengan baik.
- Menjaga fungsi saraf dan kesehatan jantung.
- Mencegah diabetes dan tekanan darah tinggi.
- Mencegah pertumbuhan sel kanker.
6. Selenium dan Yodium
Foto: Makanan Selenium dan Yodium (Orami Photo Stocks)
Selenium dan yodium juga penting untuk pemenuhan nutrisi.
Dibutuhkan dalam jumlah kecil, keduanya memainkan peran penting dalam metabolisme hormon tiroid dan kesehatan otak.
Selain itum makanan yang mengandung selenium serta yodium berperan sebagai antioksidan kuat dan dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Dikenal dengan sebutan natrium, ini juga penting untuk kerja saraf dan otot pada tubuh Si Kecil.
7. Asam Lemak Tak Jenuh
Pernahkah mendengar istilah asam lemak tak jenuh? Ini merupakan sumber gizi penting 1000 hari pertama kehidupan.
Dikenal juga dengan DHA, nutrisi ini memainkan peran utama dalam perkembangan dan kesehatan otak.
Asam lemak tak jenuh bisa dilihat manfaatnya, yakni:
- Mengurangi risiko penyakit jantung.
- Menurunkan kadar kolesterol.
- Mengurangi peradangan tubuh.
Foto: Nutrisi Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan (Orami Photo Stock)
Dampak Kurang Gizi pada Anak
Foto: Mengukur Tinggi Anak (Orami Photo Stock)
Ada berbagai macam risiko yang bisa terjadi pada Si Kecil ketika gizinya tak terpenuhi selama 1000 hari kehidupan pertamanya.
Ini dampak kurang gizi pada anak yang perlu Moms dan Dads waspadai.
1. Pertumbuhan Otak Terhambat
Kekurangan gizi bisa membuat perkembangan otak melambat.
Dampak dari perkembangan otak yang terhambat bisa membahayakan Si Kecil dan juga masa depannya.
Ketika otak anak tak berkembang dengan sempurna, hal ini bisa memengaruhi daya pikirnya.
Selama 36 bulan pertama kehidupannya, perkembangan otak balita sangat pesat dan bisa menyerap apa pun yang ada di sekelilingnya.
Jadi, pastikan asupan gizi Si Kecil seimbang ya, Moms!
2. Stunting
Stunting pada anak tidak hanya memengaruhi pertumbuhannya yang menjadi terhambat, tapi juga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Selain itu, stunting juga merusak perkembangan mental dan fisik mereka dan memengaruhi perkembangan otak Si Kecil.
Perkembangan otak pada anak yang terkena stunting akan terhambat dan tak sama dengan anak pada umumnya.
Itu artinya, anak-anak yang menderita stunting cenderung mengalami:
- Tinggi badan tidak optimal.
- Potensi kognitif rendah atau terganggu.
- Kemampuan berpikir tidak maksimal saat dewasa.
BACA LAINNYA : Glamping Lakeside
3. Anak Menjadi Lebih Lemah
Seperti yang sudah disebutkan, ketika anak terkena stunting, mereka cenderung memiliki kesehatan yang buruk.
Si Kecil berisiko terkena penyakit dan kondisi yang buruk terkait nutrisi.
Untuk menghindarinya, Moms perlu mencukupi gizi ketika sedang hamil.
Karena bagi ibu yang mengalami kurang gizi saat mengandung berpotensi memiliki anak yang menderita stunting.
4. Sulit Mengikuti Pelajaran Saat Sekolah
Pertumbuhan otak yang terhambat bisa menjadi masalah ketika Si Kecil masuk sekolah.
Saat otaknya tidak berkembang dengan sempurna, ia akan merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
Kekurangan gizi di masa kecil bisa memiliki dampak yang besar dalam menentukan masa depan Si Kecil.
Anak bisa berisiko tidak mendapatkan hidup yang sejahtera ketika dewasa.
Jadi, jagalah dan penuhilah kebutuhan gizi seimbang Si Kecil di 1000 hari pertama kehidupannya.
Foto: Dampak Kurang Gizi pada Anak (Orami Photo Stock)
BACA LAINNYA : Danau Tempe
Bahaya Stunting Akibat Gizi Buruk
Foto: Ilustrasi Anak Gizi Buruk (Orami Photo Stocks)
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, nutrisi yang tak terpenuhi dalam 1000 hari pertama Si Kecil, berpotensi membuat anak mengalami gizi buruk.
Karenanya, salah satu masalah serius yang terjadi ketika gizi anak tidak terpenuhi adalah kondisi stunting pada anak.
Menurut dr. Tinuk, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat:
- Gizi buruk.
- Infeksi berulang.
- Stimulasi motorik yang tidak memadai.
Melansir World Health Organization (WHO), anak-anak dikatakan mengalami stunting jika tinggi badan kurang dari 2 standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak.
Menurut dokter Tinuk, status gizi pada anak bisa dilihat berdasarkan kurva pertumbuhan. Status gizi anak dikategorikan menjadi:
- Gizi baik: berada di garis 0 kurva pertumbuhan.
- Gizi kurang: berada di garis <-2 dan seterusnya.
- Gizi buruk: berada di garis <-3 dan seterusnya.
Nah, perlu Moms ingat, gizi kurang dan gizi buruk merupakan 2 hal berbeda. Pastikan Si Kecil berada dalam kategori gizi baik, ya!
BACA LAINNYA : Curug Cimahi
Tak hanya karena asupan gizi, faktor lain pun turut memengaruhi pemicu stunting pada anak, seperti:
- Tidak menjaga kesehatan tubuh.
- Minim pengetahuan terhadap kebutuhan gizi anak.
- Lingkungan kurang bersih.
Sementara, gejala yang mungkin dirasakan bagi anak yang stunting meliputi:
- Berat badan tidak naik atau cenderung turun.
- Berat badan lebih lebih pendek dari anak seusianya.
- Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda.
Bahaya stunting akibat kurangnya asupan zat gizi tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga proses lainnya, seperti perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh.
Melansir UNICEF, bahaya stunting antara lain:
- Dapat membuat otak kurang berkembang
- Berkurangnya kemampuan mental dan kemampuan belajar
- Prestasi yang buruk di masa kanak-kanak
- Meningkatnya risiko penyakit kronis terkait gizi seperti diabetes, hipertensi dan obesitas di masa depan
- Membuat anak yang tumbuh dewasa tidak merasakan kesejahteraan dalam hidupnya.
Stunting tergolong dalam kondisi yang memengaruhi kesehatan jangka panjang. Kabar baiknya, stunting pada anak dapat dicegah dan diobati dengan:
- Memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil.
- Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Pemberian MPASI.
“Jangan menganggap remeh stunting, segera konsultasi dokter apabila anak telah berada di status kurang gizi,” jelas dr. Tinuk.
Ingat Moms, tubuh anak yang pendek belum tentu mengalami stunting.
Sehingga, perlu pemeriksaan lanjut dengan dokter untuk menentukan diagnosis yang tepat.
BACA LAINNYA : Air Terjun Madakaripura
Kisah Perjuangan Memenuhi Gizi Anak
Foto: Momsfluencer Safira Devina
Masalah pemenuhan gizi pada bayi yang mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) juga kerap ditemui banyak Moms di Indonesia.
Salah satunya, Moms Safira Devina, Momsfluencer Parenting sekaligus penulis buku Menu MPASI 911.
Ia membagikan kisah perjuangan penuh kasih dan cintanya dalam memenuhi gizi 1000 hari pertama anaknya, Abby.
Sempat mengalami pengentalan darah saat hamil, membuat bayi yang dikandung Devina sulit menerima asupan gizi yang cukup.
Dengan berat hati, Abby sang buah hati pertamanya, didiagnosis mengalami BBLR.
Dikenal juga dengan neonatal stunting, kondisi ini membuat Moms Devina mencari trik jitu untuk tetap memenuhi gizi di periode emas Si Kecil.
Salah satu langkah yang Moms Devina ambil adalah dengan memberikan asupan MPASI lengkap dengan berbagai variasi menu lezat yang mengedepankan gizi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mineral.
Baginya, hal ini perlu dilakukan sejak dini yakni, mulai usia anak 6 bulan. Bukan tanpa sebab, trik ini bertujuan supaya Si Kecil tidak menjadi picky eater, Moms.
Selain memberikan jumlah asupan lengkap, Moms Devina juga tak ragu mengenalkan anak makanan gurih dan manis untuk Si Kecil di 1000 hari pertamanya, lho!
“Makanan yang digoreng itu sangat disukai anakku. Selain untuk membantu meningkatkan berat badan, ini juga bisa mengurangi risiko sembelit,” terangnya.
Rasa gurih pada braised food seperti semur atau olahan daging saus lainnya pun membuat anak lebih nafsu makan.
Sehingga, Si Kecil akan mendapatkan gizi yang lebih beragam dengan mudah.
Apakah Moms tertarik untuk mencoba tips dan trik ala Moms Safira ini?
BACA LAINNYA : Candi Ratu Boko
Nah, Moms, pemenuhan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan Si Kecil sangat krusial. Selama periode emas ini, otak sang buah hati sedang dalam proses pembentukan.
Jika gizi tidak seimbang atau terganggu, mungkin akan hadir berbagai efek buruk pada Si Kecil, salah satunya pembentukan otak yang tidak sempurna.
Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai efek buruk lainnya pada anak, Moms, termasuk stunting dan gizi buruk.
Oleh karenanya, di Hari Gizi Nasional ini, mari penuhi kebutuhan gizi Si Kecil di 1000 hari pertama kehidupan!