• Sel. Apr 23rd, 2024

Candi Cangkuang

ByAdmin

Jan 22, 2023 #Candi Cangkuang

Ingin berwisata ke tempat sejarah untuk menambah ilmu pengetahuan? Tidak perlu pergi jauh-jauh ke Candi Borobudur di Yogyakarta. Bagi kamu yang tinggal di Jawa Barat bisa mengunjungi situs wisata Candi Cangkuang yang terbilang cukup unik ini.

Selama ini, keberadaan candi biasanya terletak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, hal ini berbeda dengan Candi yang satu ini.

Candi ini merupakan satu-satunya candi peninggalan sejarah umat Hindu di Jawa Barat. Menariknya, candi ini terletak di tengah danau yang membuat keberadaannya sangat indah dari kejauhan.

Hal ini yang membuat Candi Cangkuang menjadi salah satu rekomendasi situs wisata Garut 2022.

Sejarah Candi Cangkuang

Awal mula sejarah nama Candi Cangkuang berasal dari nama desa tempat candi ini berada. Kata “Cangkuang” sendiri merupakan tanaman sejenis pandan yang tumbuh di sekitar makam leluhur yang terletak persis di sebelah candi.

Candi ini ditemukan pertama kali oleh 2 orang tim peneliti asal Indonesia yang bernama Uka Tjandrasasmita dan Harsoyo pada tanggal 9 Desember 1966. Artinya, candi ini sudah berumur lebih dari 50 tahun.

Meskipun umurnya sudah tua, hingga kini belum diketahui persis siapa pendiri dari Candi ini.

Lokasi

Candi ini merupakan candi umat Hindu yang terletak di Leuwigoong Karanganyar, tepatnya di Kampung Pulo, Garut, Jawa Barat. Candi ini berada di pulau kecil di tengah danau yang luasnya 16,5 ha.

Lokasi candi ini sangat strategis karena dikelilingi oleh beberapa pegunungan, seperti Gunung haruman, Gunung Guntur, Gunung Malang, dan Gunung kaledong.

Jalan Menuju Candi Cangkuang

Bagi kamu yang tertarik berwisata ke Candi ini, kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi atau bus dari alun-alun leles. Waktu tempuh perjalanan bisa mencapai sekitar 15 menit.

Dari gerbang pintu masuk, jarak menuju candi ini adalah sekitar 250 meter. Karena letaknya berada di tengah danau, maka pengunjung diharuskan menyeberangi danau menggunakan rakit.

Rakit ini nantinya akan mengantarkanmu menuju Pulau Panjang, dimana Candi Cangkuang berada.

Bagi kamu yang ingin menyewa rakit, maka akan dikenakan biaya sewa rakit sekitar Rp5.000 per orang. Biaya tersebut sudah termasuk pulang pergi.

Tiket Masuk dan Biaya Parkir

Untuk masuk ke area candi, dikenakan biaya tiket masuk yang berbeda-beda sesuai umur. Selain itu, dikenakan juga biaya parkir bagi kamu yang membawa kendaraan pribadi. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat info detailnya di bawah ini.

  • Anak-anak : Rp 5.000
  • Dewasa : Rp 7.500
  • Wisatawan asing : Rp12.000
  • Parkir Mobil : Rp 5.000
  • Parkir Motor : Rp 3.000
  • Parkir Bus : Rp13.000

Jam Buka

Jam buka pelayanan di situs wisata candi adalah setiap hari (Senin – Minggu) mulai dari jam 08.00 pagi hingga jam 16.00 sore. Untuk hari-hari besar agama, candi digunakan untuk acara perayaan.

Fasilitas Candi Cangkuang

Candi ini tingginya 8,5 m dan berdiri di atas kaki berbentuk bujur sangkar. Seperti candi pada umumnya, atapnya bersusun membentuk piramid. Di setiap tepian susunannya terdapat mahkota kecil yang menghiasinya.

Di candi ini, terdapat joglo museum yang digunakan untuk menginventarisir dan menyimpan benda-benda kuno bekas peninggalan kebudayaan Islam Kabupaten Garut. Disini, kamu dapat menyaksikan kitab-kitab yang ditulis oleh Embah Dalem Arief Muhammad

Selain itu, fasilitas lain yang terdapat di candi ini adalah area pemancingan, penginapan, restoran, dan toko oleh-oleh.

Daya Tarik di Candi Cangkuang

Tak kalah dengan candi-candi lainnya yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia, Candi ini juga memiliki banyak keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri, seperti adanya mitos, sejarah, dan hal unik lainnya. Simak semuanya berikut ini.

1. Satu-Satunya Candi Hindu di Tatar Sunda

Candi Hindu di Garut Jawa Barat
https://www.instagram.com/pdl_101/

Candi ini merupakan satu-satunya candi hindu di Tatar Sunda. Uniknya, meskipun candi ini merupakan candi peninggalan kerajaan umat hindu, candi ini bersebelahan persis dengan makam pemuka agama islam.

Setelah diusut, makam ini ternyata merupakan sosok yang menjadi leluhur di Desa Cangkuang. Nama pemuka agama tersebut adalah Embah Dalem Arief Muhammad. Hingga kini, makamnya banyak dikunjungi dan didoakan oleh peziarah.

2. Pertama Kali ditemukan Oleh Warga Belanda

Candi Cangkuang ditemukan oleh Belanda

Penelitian yang dilakukan oleh tim Indonesia sebenarnya berbekal dari salah satu buku arkeolog Belanda yang bernama Vorderman.

Vorderman memiliki karya buku berjudul Notulen Bataviaasch Genootschap yang berisi tentang temuan-temuannya di Indonesia terbitan tahun 1893. Di dalam buku tersebut tercantum dugaan adanya temuan yang berkaitan dengan sejarah umat Hindu.

Pada awalnya, peneliti Indonesia menemukan adanya arca yang rusak pada tahun 1893 di bukit Kampung Pulo. Selain arca, peneliti juga menemukan adanya reruntuhan bangunan candi dan makam kuno yang ternyata merupakan makam sebuah pemuka agama islam.

Penemuan dan penggalian terus berlanjut, hingga peneliti menemukan pondasi candi yang berukuran 4,5 m x 4,5 m yang ternyata merupakan Candi Cangkuang. Setelah ditemukan, peneliti melakukan pemugaran candi pada tahun 1974-1975 dan melakukan rekonstruksi ulang hingga tahun 1976.

Hasil pemugaran candi akhirnya diresmikan pada tahun 1976.

3. Tanaman Cangkuang Memiliki Banyak Manfaat

Tanaman Cangkuang di sekitar candi

Di sekitar makam Embah Dalem Arief Muhammad terdapat banyak tanaman Cangkuang. Nah, tanaman Cangkuang ini daunnya bisa dimanfaatkan untuk membuat banyak benda, lho. Mulai dari tudung, pembungkus gula aren, atau tikar.

4. Cagar Budaya Cangkuang di Tengah Danau

Cagar Budaya Cangkuang di Tengah Danau

Di tengah danau kecil terdapat daratan dimana cagar budaya cangkuang berada. Untuk mencapai kesini, kamu harus menyeberangi danau menggunakan rakit.

Di Candi ini, kamu bisa mempelajari ilmu sejarah, adat-istiadat masyarakat setempat, dan juga mengapresiasi keindahan kesenian para leluhur.

Dulu, Kampung Pulo seluruhnya dikelilingi oleh danau. Namun, sekarang telah dipenuhi oleh lahan persawahan dan hanya tersisa danau di bagian utara saja.

5. Tidak Adanya Relief

Tidak Ada Relief di Candi Cangkuang

Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8. Hal ini didasarkan pada tingkat kelapukan batuannya. Selain itu, yang membuat candi ini unik adalah kesederhanaan bentuknya dan tidak adanya relief pada candi ini.

Tak hanya itu, tulisan dan petunjuk sejarah tentang candi ini pun tak ada. Peneliti juga tidak menemukan adanya prasasti atau apapun yang menjelaskan tentang keberadaan candi. Berbeda dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang memiliki sejarah lengkap berikut tulisan-tulisan kunonya.

Berdasarkan kesederhanaan candi ini, para pakar menyimpulkan bahwa raja-raja Sunda tidak mengutamakan kemegahan candi secara fisik. Mereka lebih memprioritaskan kedekatan hubungan dengan Sang Pencipta secara batin.

6. Sosok Embah Dalem Arief Muhammad

Embah Dalem Arief Muhammad di Kampung Pulo

Selain dikenal sebagai leluhur yang mengajarkan agama islam di sekitar Kampung Pulo, ternyata beliau merupakan sosok yang heroik. Beliau dulunya adalah seorang prajurit yang melawan penjajah VOC Belanda dan akhirnya gagal di medan perang.

Walaupun telah mengalami kegagalan, namun sosok Embah Dalem Arief Muhammad pantang untuk kembali ke kampung halamannya. Beliau akhirnya memutuskan untuk bermukim di Kampung Pulo dan menyebarkan ajaran agama islam.

Jasa beliau dalam berdakwah dibuktikan dengan adanya museum yang memiliki koleksi benda kuno berupa Al Quran yang terbuat dari kulit kayu.

7. Kampung Pulo

Kampung Pulo di Candi Cangkuang

Selain itu, di pulau tempat candi ini berada terdapat pemukiman adat Kampung Pulo yang masih alami. Jika kamu penasaran ingin mengunjungi kampung ini, maka kamu perlu berhati-hati. Pasalnya, ada beberapa peraturan dari masyarakat setempat yang tidak boleh dilanggar.

Peraturan tersebut adalah adanya larangan untuk beternak hewan berkaki empat. Hal ini karena masyarakat setempat sangat menjaga kebersihan sehingga mereka tidak ingin ada hewan yang mengotori kampungnya.

Selain itu, ada juga peraturan yang tidak memperbolehkan adanya 2 kepala keluarga dalam satu atap rumah. Itu artinya, jika ada salah satu anak laki-laki di rumah yang sudah menikah, maka harus pindah ke rumah yang lain.

8. Mitos di Sekitar Candi Cangkuang

Ada beberapa mitos yang beredar di sekitar daerah candi. Salah satunya adalah mitos yang mengatakan bahwa jika kamu memukul gong di Kampung Pulo, maka akan terjadi angin puting beliung yang sangat besar.

Apakah mitos tersebut benar adanya? Untuk menjawab pertanyaan tentang kebenaran dari mitos ini, kamu dapat menilik kembali sejarah Kampung Pulo.

Beberapa peraturan di Kampung Pulo dibuat bukanlah tanpa alasan. Ada legenda yang kelam dibalik peraturan-peraturan yang ketat itu. Salah satu peraturan yang wajib kamu patuhi selama di Kampung Pulo adalah tidak boleh memukul gong yang terbuat dari perunggu.

Peraturan ini dibuat berdasarkan rasa trauma masa lalu yang dialami oleh masyarakat setempat. Kala itu, terjadi perayaan besar yang mengharuskan memukul gong. Setelah itu, terjadi angin beliung besar menewaskan anak dari Embah Dalem Arief Muhammad.

Kunjungi Juga: 9 Daya Tarik Gua Sunyaragi, Situs Sejarah yang Penuh Misteri

9. Kejanggalan yang Terjadi

Pada masa sekarang, ada beberapa kejanggalan yang terjadi di area wisata candi. Kejanggalan tersebut seperti banyaknya pengunjung yang menaruh uang di atas patung. Patung ini berada disimpan di tengah Candi yang posisinya sedang mengendarai sapi.

Sampai saat ini tidak ada yang tahu fungsi dari ritual/tradisi yang banyak dilakukan oleh pengunjung ini.

Selain itu, ada juga cerita rakyat mistis tentang kekuatan yang mereka temukan setelah bertirakat di area candi. Menurut penjaga situs wisata, ada beberapa orang yang pulang dengan membawa sesuatu yang “baru”.

Orang-orang yang menjalani ritual ini membawa pulang benda-benda yang tidak dibawa sebelumnya, seperti keris, kujang, atau batu.

10. Aktivitas Mancing Gratis

Mancing Gratis di Candi Cangkuang

Siapa bilang di Candi ini hanya bisa lihat-lihat saja? Disini kamu juga bisa mancing ikan, lho. Menariknya, aktivitas memancing disini tidak dikenakan biaya alias gratis!

Disini, kamu akan merasakan sensasi memancing di Situ Cangkuang yang luas. Jenis ikan yang akan sering kamu temukan disini adalah ikan nila. Jika tertarik untuk memancing disini, jangan lupa untuk membawa umpan berupa lumut sawah, ya!

11. Terdapat Area Penginapan

Ingin merasakan sensasi menginap di area bersejarah? Di sekitar candi terdapat penginapan dengan konsep bungalows, lho. Fasilitasnya lumayan lengkap dan sangat nyaman.

Bagi kamu yang tertarik menginap disini bersama keluarga atau teman-teman, biaya menginapnya per malam adalah sekitar Rp250.000 – Rp300.000/malamnya. Sangat terjangkau, bukan?

Lokasi area penginapan berada di dekat parkiran atau tepat sebelum pintu masuk area candi.

12. Restoran Besar

Lelah berkeliling di area wisata candi hingga merasa lapar? Jangan khawatir, disini kamu bisa menemukan restoran yang cukup besar untuk menampung seluruh rombongan keluarga/teman-temanmu.

Menu restoran yang disediakan cukup lengkap. Selain itu, restoran ini juga memiliki fasilitas mushola untuk keperluan ibadah.

13. Bisa Membawa Pulang Oleh-oleh

Ingin membawa pulang kenang-kenangan dari candi? Di sekitar area candi terdapat banyak sekali penjual yang menjajakan kerajinan tangan yang unik.

Kamu bisa menemukan oleh-oleh unik yang bisa dibawa pulang, seperti miniatur candi, gantungan kunci, dan miniatur rakit.

Bagi kamu yang ingin tampil modis namun anti mainstream, kamu bisa membeli tas dan dompet unik yang terbuat dari daun cangkuang. Dijamin tak akan ada satupun orang yang bisa menyamai kamu ketika balik ke kota lagi!

Baca Juga: Kebun Raya Cibodas, Taman Sakura di Atas Awan

Wisata Dekat Candi Cangkuang

Bagi kamu yang liburan ke Garut, jangan lupa untuk mampir ke situs wisata lain yang tak kalah menariknya dengan Candi Cangkuang.

Jaraknya pun cukup dekat dengan area candi sehingga waktu liburanmu bisa dihabiskan untuk mengunjungi beberapa wisata sekaligus dalam sehari!

1. Rumah Kebun Agnes Marcellina

Rumah kebun organik ini dibentuk oleh Agnes Marcellina atas dasar anjuran untuk gaya hidup sehat. Disini kamu bisa menemukan beragam pangan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang bisa dibeli saat itu juga.

Jarak Rumah Kebun ini dari candi adalah sekitar 14,6 km. Menariknya, kamu bisa bertemu dengan pemiliknya langsung untuk berkonsultasi tentang gaya hidup sehat.

2. Kawah Kamojang

Masih seputar aktivitas luar ruangan, kamu bisa mengunjungi sejuknya Kawah Kamojang. Disini kamu dapat berwisata alam karena akan disuguhi pemandangan berupa pegunungan yang asri. Tiket masuknya pun cukup murah, hanya Rp10.000 saja!

Menariknya, disini ada kawah yang disebut dengan Kawah Kereta Api karena kawahnya mengeluarkan suara yang mirip dengan suara kereta api. Selain itu, kawahnya juga mengeluarkan asap dari dalam tanah.

Jarak Kawah Kamojang ini dari candi adalah sekitar 13,7 km.

3. Pusat Konservasi Elang Kamojang

Bagi kamu yang gemar liburan sambil menambah ilmu, maka kamu perlu datang ke Pusat Konservasi Elang Kamojang. Di taman margasatwa ini, Kamu bisa menyaksikan elang-elang yang keberadaannya hampir punah dan butuh perawatan khusus.

Jarak Pusat Konservasi ini dari candi adalah sekitar 15,5 km. Untuk masuk kesini, tidak ada biaya tiket masuk alias gratis.

4. Pemandian Air Panas Cipanas Garut

Setelah lelah berkeliling di candi, tak ada salahnya mengistirahatkan badan dengan berendam air panas disini. Lokasinya sangat mudah dicari dan ada banyak pilihan tempat pemandian tergantung budget yang kamu miliki.

Harga tiket masuk untuk pemandian air panas ini mulai dari Rp20.000 hingga Rp40.000/orangnya. Jarak pemandian air panas ini dari candi adalah sekitar 10 km.

Tips Wisata ke Candi Cangkuang

Pergi liburan juga butuh strategi untuk menghindari kekecewaan sesampainya di situs wisata yang dituju. Berikut ini ada tips untuk kamu sebelum memutuskan pergi ke Candi Cangkuang.

1. Jika kamu menggunakan bus besar ke candi, sebaiknya gunakan jasa pengawalan.
2. Jangan melakukan aktivitas ziarah dan bekerja di candi pada hari Rabu. Hal ini dikarenakan menurut tradisi dan peraturan disana menyebutkan bahwa hari Rabu adalah hari yang kelam sehingga pantang melakukan aktivitas.
3. Pastikan kamu sudah tahu tentang peraturan ketat yang berlaku di sana sehingga kamu tidak melakukan sesuatu yang melanggar tradisi masyarakat setempat.
4. Jangan lupa membawa hal-hal yang sekiranya perlu dibawa seperti minuman, tisu basah, dan kamera untuk mengambil gambar

Lihat Juga: 7 Pesona Little Venice yang Kekinian dan Instagramable ala Italia

Itulah ulasan penulis mengenai Candi Cangkuang di Jawa Barat yang perlu kamu ketahui sebelum mengunjunginya. Terlepas dari berbagai mitos dan sejarah yang simpang siur, pesona situs wisata candi satu-satunya di Jawa Barat ini nggak perlu diragukan lagi. Yuk ajak keluarga dan teman-temanmu liburan kesini!

BACA LAINNYA :

Pantai Senggigi

Gereja Ayam

Gereja Blenduk

Coban Rondo

By Admin