Berita Babe – 27 Juli 2025 Dana Moneter Internasional atau IMF baru saja merilis laporan World Economic Outlook yang membawa kabar baik sekaligus peringatan keras. Dalam laporan bertanggal 29 Juli 2025 tersebut, IMF merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,0% untuk tahun 2025 dan 3,1% untuk tahun 2026. Namun di balik optimisme ini, lembaga internasional tersebut menyoroti ancaman serius dari kenaikan tarif perdagangan global yang dapat memicu tekanan inflasi dan menurunkan laju pemulihan jangka menengah.
Revisi Proyeksi Ekonomi Global oleh IMF
Peningkatan proyeksi pertumbuhan ini didorong oleh kuatnya aktivitas ekonomi pada kuartal kedua 2025, terutama menjelang penerapan kebijakan tarif baru oleh Amerika Serikat. IMF menyebut bahwa pemulihan yang terlihat bukan berarti dunia bebas dari risiko ekonomi baru.
Laporan IMF menyampaikan bahwa:
- Ekonomi global diperkirakan tumbuh 3,0% di 2025, naik dari 2,8%.
- Proyeksi 2026 meningkat menjadi 3,1%, mencerminkan sentimen pasar yang relatif membaik.
- Namun, tekanan tarif perdagangan dan proteksionisme tetap menjadi faktor risiko utama.
Baca juga: IMF peringatkan risiko tarif terhadap ekonomi global
Dampak Tarif AS terhadap Brasil dan Negara Berkembang
Salah satu negara yang menjadi sorotan dalam laporan IMF adalah Brasil. Sebagai pengekspor utama baja dan aluminium, Brasil kini merasakan dampak tarif yang diberlakukan oleh AS. Jika cakupan tarif diperluas, ekonomi Brasil bisa kehilangan momentum pemulihan.
Proyeksi IMF menyebut:
- Tanpa tarif tambahan, pertumbuhan Brasil diprediksi 2,3% pada 2025 (turun dari 3,4% di 2024).
- Jika tarif lanjutan diterapkan, proyeksi bisa turun lagi 1,1–1,4 poin persentase.
- Negara berkembang lain seperti Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan juga berisiko terimbas kebijakan serupa.
Ketegangan Dagang AS–China dan Posisi India
Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih rapuh. Meskipun kedua negara telah menyepakati jeda tarif selama 90 hari, ketidakpastian tetap tinggi. Mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memperluas tarif jika Tiongkok tidak mengubah sikap terkait konflik Ukraina dalam waktu 10–12 hari.
India juga mengalami tekanan. Negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Selatan itu belum menyelesaikan perjanjian dagang dengan AS. Jika negosiasi gagal, India berpotensi dikenai tarif tinggi pada:
- Teknologi
- Tekstil
- Produk pertanian
Reaksi Pasar dan Kebijakan Bank Sentral
Ketegangan tarif mulai tercermin di pasar keuangan global. Beberapa indikator menunjukkan reaksi hati-hati dari pelaku pasar:
- Indeks MSCI Asia-Pacific naik tipis 0,3%.
- Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong mengalami pelemahan.
- Imbal hasil Treasury AS naik, mencerminkan minat terhadap aset aman.
- Investor menanti pernyataan The Fed dan Bank of Japan terkait inflasi.
Dunia Industri Kembali Tertekan
IMF menyoroti bahwa dampak tarif terasa nyata pada dunia usaha. Perusahaan multinasional kini menghadapi lonjakan biaya produksi akibat tarif baru. Contohnya:
- Adidas memperkirakan tambahan biaya operasional €200 juta di 2025.
- Sektor otomotif, elektronik, dan manufaktur kini sedang mengkaji ulang lokasi pabrik dan jalur distribusi.
Tarif bukan hanya ancaman teoritis, tapi telah menggerus margin keuntungan perusahaan secara langsung.
Tantangan Inflasi dan Risiko Jangka Panjang
IMF juga memperingatkan bahwa meskipun ekonomi global sedang tumbuh, risiko jangka panjang tetap tinggi. Beberapa hal yang menjadi fokus utama:
- Lonjakan harga akibat tarif bisa picu inflasi struktural.
- Bank sentral mungkin terpaksa menaikkan suku bunga lebih cepat.
- Ketidakpastian fiskal di negara berkembang menambah tekanan global.
- Volatilitas geopolitik bisa mengganggu arus modal internasional.
FAQ – Pertanyaan Umum Seputar Laporan IMF
Apa isi utama laporan terbaru IMF?
IMF merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global, namun memperingatkan bahaya dari kebijakan tarif perdagangan.
Mengapa tarif AS berdampak besar pada negara berkembang?
Karena banyak negara berkembang bergantung pada ekspor ke AS. Tarif tinggi bisa mengurangi permintaan dan menekan PDB nasional.
Apakah China dan India akan terkena dampak juga?
Ya, China masih dalam masa jeda tarif dengan AS, sedangkan India berisiko kena tarif tambahan jika negosiasi gagal.
Bagaimana investor merespons situasi ini?
Investor cenderung berhati-hati dan mulai berpindah ke aset aman seperti obligasi AS, sebagai reaksi terhadap potensi inflasi dan risiko tarif.
Harapan Tumbuh, Ancaman Tetap Ada
Revisi proyeksi pertumbuhan oleh IMF memberikan harapan baru bagi pemulihan ekonomi global. Namun, tantangan besar seperti proteksionisme perdagangan, inflasi, dan ketidakpastian geopolitik masih mengintai.
Ke depan, dunia memerlukan kerja sama internasional yang lebih erat dan kebijakan fiskal yang responsif untuk menavigasi risiko global ini. Dengan kebijakan yang tepat dan koordinasi lintas negara, ekonomi dunia masih memiliki peluang untuk tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.
URL Artikel:
https://beritababe.com/imf-naikkan-proyeksi-pertumbuhan-global (IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Global)
Kunjungi berita terkini lainnya di Berita Babe